Ujian Nasional Berbasis Komputer
Perkembangan
teknologi sudah merambah ke segala bidang, tak terkecuali bidang pendidikan.
Salah satu contoh nyata adalah penggunaan komputer dalam ujian nasional yang
sekarang dinamakan dan dikenal sebagai UN CBT ( Ujian Nasional Computer
Based Test ). Metode Ujian Nasional yang baru ini menggantikan metode lama
yang menggunakan kertas atau yang biasa disebut UN PBT ( Ujian Nasional Paper
Based Test ). Meskipun cara baru dalam melaksanakan ujian nasional ini
digadang-gadang akan mengurangi nilai kecurangan dalam ujian dan meminimalisir
kesalahan pembacaan jawaban. Namun sebenarnya UN CBT tidak sedikit menimbulkan
masalah atau patutnya disebut kesalahan.
Meskipun
banyak yang belum “merasakan” metode UN CBT namun sudah banyak kalangan pelajar
bahkan guru yang tidak setuju dengan pelaksanaannya. Mereka cenderung
mengkhawatirkan terjadinya kesalahan teknis. Mereka khawatir apabila suatu saat
terjadi mati listrik saat mengerjakan . Meskipun dipersiapkan cadangan listrik
atau semacamnya, takutnya hal tersebut membuat panik siswa.
Selain
gangguan dari luar, mereka juga mengkhawatirkan bila nantinya komputernya
bermasalah atau jaringan mereka bermasalah sehingga mengganggu atau bahkan
merusak proses pengerjaan soal. Tentunya itu adalah hal yang sangat tidak
diinginkan oleh siswa maupun guru. Banyak pihak siswa dan guru yang menyarankan
ujian nasional dilaksanakan seperti biasa saja, yaitu UN menggunakan lembar
jawab dan dikerjakan menggunakan pensil. Mereka beranggapan cara tersebut
familiar dan tentunya lebih mudah karena mereka bertahun-tahun mengerjakan soal
dengan alat tulis dan bukan menggunakan komputer.
Pengalaman
dari sekian banyak siswa yang pernah mengalami ujian nasional CBT menunjukkan
bahwa banyaknya kesalahan teknis yang mengganggu dalam proses tes. Tidak hanya
kesalahan teknis dari pihak sekolah atau siswa, bahkan kesalahan di dalam
aplikasi ujian pun juga banyak yang terjadi. Hal tersebut tentunya akan membuat
siswa cemas dan akhirnya siswa menjadi tidak fokus dalam mengerjakan soal. Hal
tersebut seharusnya tidak boleh terjadi karena Ujian Nasional merupakan salah
satu faktor penting penentu siswa tersebut diterima di sekolah tujuan atau
tidak.
Penerapan ujian nasional CBT di berbagai daerah yang
menggunakan sistem bergilir dirasa kurang tepat. Ujian nasional bergilir sangat
berisiko terjadi kecurangan, meskipun sudah dibuat ujian nasional dengan
berbagai paket. Tak bisa disangkal dengan sistem bergilir tersebut menambah
peluang kecurangan bagi sekelompok siswa yang melakukan kerja sama saling
membocorkan soal. Biang dari permasalahan tersebut adalah kurangnya fasilitas
sekolah yang memadai, dan bisa ditangkap dengan mudah bahwa penyebab fasilitas
sekolah yang kurang memadai adalah kurangnya dana bantuan dari pemerintah. Jadi
dapat disimpulkan bahwa ujian nasional CBT di Indonesia ini belum dipersiapkan
secara matang. Pelaksanaan UN CBT terkesan seperti uji coba, padahal ujian
nasional merupakan peristiwa yang sangat penting.
Beberapa pernyataan yang dapat
mendukung argumen bahwa ujian nasional CBT di Indonesia ini belum dipersiapkan
secara matang antara lain, penerapan ujian nasional CBT di Indonesia tidak
dilaksanakan secara merata di semua sekolah, melainkan hanya sekolah tertentu
yang ditunjuk saja. Alasannya pun sama, banyak sekali sekolah yang tidak
memiliki fasilitas yang memadai dan penyebabnya mudah ditebak, yaitu sekolah
kekurangan dana untuk mewujudkannya. Selain alasan tersebut, uji coba-uji coba
atau try out yang disediakan pemerintah untuk sekolah yang melaksanakan
UN CBT dirasa kurang. Uji coba yang dilakukan kebanyakan adalah uji coba UN PBT
dan sementara UN CBT mungkin hanya dilaksanakan satu kali atau dua kali saja.
Sedangkan pembiasaan menggunakan komputer saat uji coba sangat penting
dilakukan. Mengingat tidak sedikit pelajar yang “gagap teknologi”. Bahkan tidak
sedikit pula pelajar yang “bisa” dalam teknologi namun tetap saja tidak
terbiasa atau bahkan minder. Jika kurang pembiasaan, maka akibatnya tidak
sepele. Konsentrasi siswa bisa terganggu karena “teknologi” tersebut dan
tentunya juga berakibat pada pengerjaan siswa.
Ujian
Nasional CBT ternyata banyak mendapat pendapat tidak baik dari siswa maupun
guru. Banyak sekali alasan penolakan atau penentangan dari pelaksanaan Ujian
Nasional CBT, mulai dari sisi kenyamanan, hingga sisi kecurangan. Sebenarnya
akar dari semua argumen tersebut adalah pemerintah belum mempersiapkan secara
matang tentang pelaksanaan UN CBT kepada para siswa. Jadi alangkah bijaknya
apabila pemerintah menyiapkan secara matang terlebih dahulu sarana dan prasana
penunjang pelaksanaan UN CBT tersebut sehingga dapat diterima dengan baik oleh
para siswa maupun guru.
sumber :http://bimagz.com/2016/01/contoh-teks-tantangan/
Review of a Lucky Club Casino Site
BalasHapusThe Lucky Club luckyclub.live Casino has been around for a long time, but this is one of the first casinos that I have reviewed. Read our in-depth review to find out more.
Borgata Hotel Casino & Spa - MapYRO
BalasHapusFind the 평택 출장샵 best Borgata Hotel Casino & Spa 상주 출장샵 in Atlantic City, NJ. 순천 출장마사지 Atlantic 공주 출장안마 City Hotel, Casino, 청주 출장샵 and Spa (Bayview).